Ilustrasi ALQURAN adalah sebuah kitab suci yang menyajikan dua dimensi sekaligus: dimensi rasional dan mistikal. Banyak ayat yang mengajak orang Islam untuk mengembangkan wawasan rasional (akal), tapi juga banyak ayat yang mengajak untuk mengembangkan wawasan mistikal (irasional). Annemarie Schimmel, ahli mistisisme Islam, misalnya, menganggap bahwa sufisme yang mengacu pada mistik Islam demikian rumit dan kompleks karena penyebaran Islam ke tiga benua (Asia, Afrika, dan Eropa) mau tidak mau harus mengakomodasi budaya lokal berikut legenda-legenda, dongeng-dongeng dan mitos-mitosnya untuk dimasukkan dalam koridor Islam dan Alquran. Schimmel menulis, orang yang mendalami mistik Islam bagaikan melihat suatu daerah perbukitan yang luas terbentang di depan mata dan semakin lama dia mencari jalan, maka semakin sulit mencapai tujuannya. Suatu ketika dia mungkin tinggal di taman mawar mistik Persia, tapi di waktu lain dia berada di puncak-puncak dingin renungan filosofi Yunani. Kali la
Kata makhluk itu, ayam putih tersebut untuk mendukung keberhasilan panen sawah warga di sekitar sendang. Pak Mukmin tidak langsung percaya begitu saja. Untuk membuktikan kebenaran suara roh penunggu sendang, dia pulang menemui pamannya. Ternyata sang paman sedang tidur nyenyak. Jadi jelas, sosok yang ditemui di sendang tadi bukan pamannya. Malam itu juga Pak Mukmin mengundang warga desa ke mesjid dan memberi tahu agar tidak lagi memberikan sesajen ke sendang. “Jika ada sesuatu yang terjadi, saya bertanggung jawab,” kata Pak Mukmin. Malam berikutnya, Pak Mukmin mimpi bertemu lagi dengan raksasa penunggu sendang dan ia menyatakan akan pergi, tapi akan minta tumbal. Semula saya cemas. Tapi kemudian setiap malam, saya salat tahajud memohon pertolongan Allah untuk menolak tumbal yang diinginkan raksasa itu. Alhamdulillah, sampai hari ini tidak ada korban, ungkap Pak Mukmin. Kisah di atas menggambarkan bagaimana “kesaktian” ayat-ayat Alquran untuk mengusir roh penunggu sendang di desa tadi.